Tuesday, January 26, 2010

INTERPRETATIF STRUKTURAL MODELLING PENGEMBANGAN WILAYAH PULAU KECIL (Agus Romadhon)


Karakteristik Indonesia sebagai Negara Kepulauan maka pendekatan kebijakan kelautan menjadi sangat penting untuk memayungi kebijakan pembangunan yang berwawasan laut termasuk di dalamnya melindungi wilayah NKRI terhadap berbagai ancaman, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Lemahnya visi laut dalam pemerintahan sudah seharusnya diperbaiki, sehingga diharapkan kelautan menjadi mainstream pembangunan nasional Indonesia yang didukung oleh perbaikan visi pembangunan daratan sebagai sebuah kesatuan. Dalam kebijakan kelautan yang di dalamnya termasuk pengelolaan pulau-pulau kecil maka diperlukan komitmen dan perhatian yang tinggi dari pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat kepulauan, mengingat berbagai keterbatasan yang dihadapi, baik secara lokasi, infrastruktur ekonomi dan sosial maupun berbagai aspek lainnya.
Kebijakan yang akan ditetapkan untuk menangani pulau-pulau kecil merupakan suatu keharusan yang tidak bisa ditunda-tunda lagi. Dan lebih dari itu, program pemberdayaan pulau-pulau kecil yang mengarah pada penyewaan pulau harus diubah menjadi pengelolaan dan pengembangan, yang tentu saja dalam hal ini melibatkan unsur-unsur pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang bekerja sama dengan masyarakat lokal dan investor yang berwawasan lingkungan. Kolaborasi dari unsur-unsur ini lebih dikenal dengan model co-management.
Mengacu pada issue-issue di atas, kebijakan dan strategi pengembangan pulau kecil yang sedang dan akan dikembangkan harus diintegrasikan dengan langkah-langkah pengelolaan dan pengembangan pulau-pulau kecil dan pusat-pusat pertumbuhan dimaksud. Pulau-pulau kecil menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari ruang yang ada, oleh karenanya perencanaan strategis yang dilakukan tidak hanya mencakup ruang yang terdapat di daratan yang luas saja (main-land), namun juga daratan yang berada di daerah perairan/lautan dalam bentuk pulau-pulau kecil (islands).
Salah satu teknik pemodelan yang dikembangkan untuk perencanaan strategis adalah Teknik Permodelan Interpretasi Struktural (Interpretatif Structural Modelling - ISM). Menurut Eriyatno (1998), ISM adalah proses pengkajian kelompok (group learning process) dimana model-model struktural dihasilkan guna memotret perihal yang kompleks dari suatu sistem, melalui pola yang dirancang seksama dengan menggunakan grafis serta kalimat. Teknik ISM merupakan salah satu teknik permodelan sistem untuk menangani kebiasaan yang sulit diubah dari perencana jangka panjang yang sering menerapkan secara langsung teknik penelitian operasional dan atau aplikasi statistik deskriptif.
Menurut Saxena (1992) ISM bersangkut paut dengan interpretasi dari suatu obyek yang utuh atau perwakilan sistem melalui aplikasi teori grafis secara sistematis dan iteratif. ISM juga menganalisis eleman-elemen sistem dan memecahkanya dalam bentuk grafik dari hubungan langsung antar elemen dan tingkat hierarki. Elemen-elemen dapat merupakan tujuan kebijakan, target organisasi, faktor-faktor penilaian dan lainnya. Hubungan langsung dapat dalam konteks-konteks yang beragam (berkaitan dengan hubungan kontekstual).
Sistem Pengembangan Pulau Kecil dapat diuraikan atas 5 elemen yang terdiri dari (1) Elemen Pelaku, (2) Elemen Kebutuhan, (3) Elemen Tujuan, (4) Elemen Kendala, (5) Elemen Tolok Ukur, dan (6) Elemen  Perubahan Masing-masing elemen sistem pengembangan ini terdiri dari sejumlah sub-elemen, meliputi:
1.      Elemen Pelaku (masyarakat yang terpengaruh)
Kebutuhan pelaku dalam pengembangan pulau-pulau kecil dapat diartikan sebagai aktor-aktor yang terlibat dalam upaya mengembangkan pulau kecil  di Kabupaten  Sumenep -  Madura.  Sub elemen pelaku tersebut adalah:
        Kelompok nelayan 
        Pengusaha Industri perikanan
        Tokoh masyarakat 
        Pemerintah daerah
        Wisatawan dalam negeri 
        Wisatawan luar negeri
        Lembaga keuangan dan Bank 
        Investor pariwisata bahari
        Pemerintah pusat 
        Perguruan tinggi


2.      Elemen Tujuan Program
Sejumlah sub elemen dari elemen tujuan adalah sebagai berikut:
a.      Mewujudkan pengembangan wisata
b.      Meningkatkan produsktivitas perikanan tangkap
c.       Meningkatkan kualitas hidup masyarakat kepulauan
d.      Meningkatkan pelayanan jasa lingkungan di pulau kecil
e.       Mewujudkan pemanfaatan SD yang berkelanjutan
f.        Memperluas lapangan kerja
g.      Meningkatkan diversifikasi produk perikanan tangkap
h.      Meningkatkan kegiatan perekonomian daerah kepulauan
i.         Meningkatkan minat investor kepariwisataan
j.         Melakukan pengembangan teknolgi
Meningkatkan pendapatan daerah