Persepsi stakeholders terhadap optimasi pengembangan wilayah pulau–pulau kecil menggunakan metode AHP (Analytic Hierarchy Process). Metode AHP ini, menilai persepsi stakeholdes berdasarkan hasil kuisioner untuk tiap responden. Hasil kuisioner akan menunjukkan pilihan responden terhadap alternatif yang ada. Responden akan dapat memberikan nilai pada pilihan yang ditentukan dibandingkan terhadap pilihan lainnya.. Nilai–nilai hasil pebandingan sesuai dengan skala nilai yang ditetapkan oleh Saaty, yaitu nilai antara 1-9. Perlu diperhatikan dalam membandingkan tingkat kepentingan prioritas antara satu elemen dengan elemen lainnya, harus berada pada tingkatan atau level yang sama berdasarkan pertimbangan tertentu.
Pada hasil analisis ini terdapat lima bagian, terdiri atas tujuan dan tiga level. Ketiga level tersebut terdiri atas kriteria (level 1), sub kriteria(level 2), dan alternatif (level 3). Untuk mendapatkan solusi yang diinginkan, perlu diketahui faktor–faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan suatu kebijakan. Pada level kriteria terdapat tiga kriteria yang menjadi bahan pertimbangan dalam optimasi pengembangan wilayah pulau pulau kecil, yaitu :
Tabel 1 Level aspek dalam optimasi pengembangan wilayah pulau–pulau kecil
No | Level | ||
Kriteria | Sub Kriteria | Alternatif | |
1 | Ekonomi | Produktivitas pemanfaatan sumberdaya | Perikanan |
2 | Lingkungan | Peningkatan lapangan kerja | Pertanian |
3 | Sosial | Upaya konservasi | Sarana Pendidikan |
4 | Pelestarian budaya | Pariwisata | |
5 | Sarana prasarana tramsportasi |
○ Level Kriteria
1. Kriteria Ekonomi
Setiap pengambilan keputusan dalam suatu kebijakan umumnya akan melihat aspek ekonomi sebagai penilaian pertama, sehingga dalam optimasi pengembangan wilayah pulau–pulau kecil akan menentukan dan mempengaruhi keputusan yang diambil.
2. Kriteria Lingkungan.
Optimalisasi pengembangan wilayah pada pulau kecil dengan memperhatikan aspek lingkungan sebagai syarat keberlanjutan pemanfaatan sumberdaya di pulau kecil
3. Kriteria Sosial
Aspek sosial perlu juga dipertimbangkan sebagai dasar penetapan suatu kebijakan serta sebagai upaya menampung aspirasi masyarakat lokal dan mempertahankan kealamiahan kawasan pulau kecil.
○ Level Sub Kriteria
1. Produktivitas pemanfaatan sumberdaya
Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya melalui kegiatan perikanan, pertanian, pariwisata dan lainnya diharapkan akan memberikan nilai tambah dengan menumbuhkan sektor informal yang menunjang sektor utama, seperti jasa, transportasi perdagangan dan lainnya.
2. Peningkatan lapangan kerja
Peningkatan lapangan kerja dapat dilakukan melalui sejumlah kegiatan yang ada seperti perikanan, pertanian, pembangunan pemukiman, sarana pendidikan, industri, pariwisata dan sarana/prasarana transportasi
3. Upaya konservasi
Upaya konservasi dilakukan untuk dapat mempertahnkan mutu lingkungan dan menjaga keseimbangan lingkungan terhadap sejumlah dampak kegiatan perikanan, pertanian, pembangunan pemukiman, sarana pendidikan, industri, pariwisata dan sarana/prasarana transportasi
4. Pelestarian budaya
Pelestarian budaya mutlak harus dilakukan agar nilai–nilai luhur yang ada sebagai identitas wilayah tidak hilang. Optimalisasi pengembangan wilayah pada dasarnya upaya untuk mengiptimalkan melalui pemberdayaan segenap sumberdaya dan potensi yang ada, termasuk di dalamnya budaya lokal.
Secara lengkap level dalam optimasi pengembangan wilayah pulau–pulau kecil terlihat pada gambar 1 berikut