Sunday, January 24, 2010

DAMPAK PENCEMARAN TERHADAP KEBERLANJUTAN EKOSISTEM KEPULAUAN KANGEAN




1.1    Latar belakang

Dengan jumlah pulau sekitar 17.508 dan garis pantai sepanjang 81.000 km, Indonesia dikenal sebagai negara mega-biodiversity dalam hal keanekaragaman hayati, serta memiliki kawasan pesisir yang sangat potensial untuk berbagai opsi pembangunan. Namun demikian dengan semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk dan pesatnya kegiatan pembangunan di wilayah pesisir, bagi berbagai peruntukan (pemukiman, perikanan, pelabuhan, obyek wisata dan lain-lain), maka tekanan ekologis terhadap ekosistem dan sumberdaya pesisir dan laut itu semakin meningkat. Meningkatnya tekanan ini tentunya akan dapat mengancam keberadaan dan kelangsungan ekosistem dan sumberdaya pesisir, laut dan pulau-pulau kecil yang ada disekitarnya. Satu hal yang lebih memprihatinkan adalah, bahwa kecenderungan kerusakan lingkungan pesisir dan lautan lebih disebabkan paradigma dan praktek pembangunan yang selama ini diterapkan belum sesuai dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
Cenderung bersifat ekstratif serta dominasi kepentingan ekonomi pusat lebih diutamakan daripada ekonomi masyarakat setempat (pesisir), merupakan fenomena dalam pengelolaan sumberdaya khususnya di pulau-pulau kecil. Seharusnya  pemanfaatan sumberdaya alam lebih bersifat partisipatif, transparan, dapat dipertanggung-jawabkan (accountable), efektif dan efisien, pemerataan serta mendukung supremasi hukum, serta selaras dengan daya dukung yang dimiliki wilayah pulau-pulau kecil.
Pulau-pulau kecil memiliki kerentanan terhadap dampak yang timbul akibat pemanfaatan sumberdaya yang bersifat over ekstraktif. Pada kondisi tersebut, kerusakan lingkungan merupakan kompensasi yang harus ditanggung. Salah satu bentuk kerusakan lingkungan tersebut berupa pencemaran. Bentuk pencemaran yang banyak ditemui di pulau-pulau kecil umumnya berupa pencemaran air dan tanah. Sumber pencemar banyak berasal dari limbah anthopogenik, pertambangan, budidaya perairan dan industri.
Hal serupa juga dijumpai di Pulau Kangean. Sebagai wilayah pulau kecil yang sedang dikembangkan, terdapat banyak kegiatan pemanfaatan yang yang berpotensi mengakibatkan pencemaran. Kondisi ini jelas menimbulkan kekhawatiran tentang keberlanjutan fungsi ekologis ekosistem-ekosistem yang ada di wilayah Pulau Kangean.  Untuk itu diperlukan upaya analisa ekosistem untuk melindungi dan memimalisir dampak pencemaran yang timbul dari pemanfaatan sumberdaya.
Harapannya analisa ekosistem terhadap dampak pencemaran yang dilakukan mampu melindungi keberlanjutan dan berjalannya fungsi ekologis di wilayah Pulau  Kangean.

1.2    Tujuan
1.            Menganalisa sumber pencemaran dan dampak yang berpotensi mengurangi keberlanjutan fungsi ekologis ekosistem-ekosistem di Pulau Kangean
Merumuskan upaya perlindungan terhadap keberlanjutan fungsi ekologis ekosistem-ekosistem di Pulau Kangean