Sunday, January 24, 2010




1.1 Latar belakang

Kawasan pesisir dan laut Indonesia terkenal dengan tingkat keanekaragaman (biodiversity) yang amat tinggi, sehingga tidak heran jika kawasan Indobesia memiliki sebutan sebagai megabiodiversity (Dahuri, 2003). Sebutan tersebut sangat beralasan mengingat 1) Kawasan laut Indonesia memiliki tingkat keanekaragaman yang tinggi; 2) Hampir semua jenis tanaman maupun hewan yang ada di dunia, terdapat di Indonesia; dan 3) Indonesia terletak di kawasan tropis, memiliki panjang pantai 81.000 km dan jumlah pulau 17.800 memungkinkan tingkat persebaran spesies antar wilayah sangat beragam. Kondisi tersebut memungkinkan di kawasan laut Indonesia memiliki sejumlah spesies unik, habitat serta jalur migrasi sejumlah biota laut. Salah satu biota yang menjadikan wulayah Indonesia sebagai habitat dan jalur migrasi adalah penyu laut.
Penyu laut didunia saat ini hanya ada 7 jenis, perairan Indonesia menjadi lokasi penting karena menjadi habitat bagi 6 jenis penyu laut. Penyu-penyu laut tersebar di kira-kira 140 lokasi tempat bertelur di seluruh wilayah perairan Indonesia (WWF, 2004 ). Jumlah yang terbesar adalah Penyu Hijau dan Penyu Sisik. Salah satu tempat di Indonesia yang diidentifikasi sebagai habitat dan tempat bertelur penyu hijau adalah Kondisi tersebut menunjukkan bahwasanya kawasan pesisir dan laut Indonesia merupakan habitat bagi penyu laut. Namun keberadaan penyu hijau di Indonesia terancam keberadaannya. Ancaman tersebut diantaranya berupa pemanfaatan dan kondisi lingkungan perairan laut telah menyebabkan keberadaan jenis dan populasi penyu semakin berkurang.
Kondisi ini dapat ditunjukkan dengan indicator semakin sedikitnya penyu yang mendarat untuk bertelur dan jumlah telur yang dihasilkan. Penyu hijau dewasa telah banyak ditangkap secara tidak terkendali oleh nelayan di Pulau Jemur, Propinsi Riau maupun tempat lain di Indonesia seperti di perairan Pangandaran. Pemanfaatan secara langsung telur penyu menyebabkan rendahnya regenerasi individu baru sehingga sangat signifikan mengancam kelestarian penyu hijau.
Melihat kenyataan diatas, diperlukan upaya penyelamatan terhadap keberadaan penyu laut, utamanya penyu hijau Upaya penyelamatan tersebut nantinya diharapkan mampu memnerikan perlindungan habitat, mengurangi atau menghentikan pengambilan telur serta mengurangi penangkapan penyu hijau untuk kepentingan komersial. Untuk itu diperlukan langkah-langkah pengelolaan yang sistematis dan sinergis. Pengertiannya, pengelolaan yang akan dilakukan merupakan upaya pengelolaan terencana dengan memperhatikan aspek ekologis, sosial dan ekonomi serta melalui koordinasi dari semua stakeholders baik pemerintah, dunia usaha, lembaga masyarakat, perguruan tinggi serta masyarakat setempat agar sinergi satu dengan lainnya.

1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mengidentifikasi gangguan sebagai faktor pembatas penyebaran populasi penyu hijau (Chelonia mydas)
2. Merumuskan upaya perlindungan dan pelestarian penyu beserta habitatnya