Chazal et al (2008), memperkenalkan sebuah metode penilaian sistem sosio-ekologi yang dilakukan oleh beberapa stakeholder yang secara eksplisit memberikan penilaian terhadap kondisi lokasi yang sama atau berbeda. Terdapat 3 langkah utama dalam metode penilaian SES ini. Pertama, beberapa jasa ekosistem masing-masing diidentifikasi dan dinilai oleh berbagai stakeholder. Kedua, serangkaian matriks digunakan untuk melakukan kuantifikasi dan kaitan secara berurutan sosial dan informasi ekologi. Matriks ini mengorganisasikan dan mengintegraskan informasi dari perubahan awal kondisi awal ekosistem melalui penilaian terhadap perubahan jasa ekosistem. Ketiga, sifat-sifat ekosistem yang mendasari pemberian jasa ekosistem dimasukkan ke dalam skenario proyeksi. Namun pada penggunaan analisa SES ini, hanya akan dilakukan untuk mengetahui kondisi SES sehingga analisa hanya akan dilakukan sampai kuantifikasi keterkaitan sosial dan ekologi system.
3.1.1 Analisa
Terdapat 5 matrik yang menjelaskan kaitan kondisi SES di gugus Pulau Sapeken, yaitu matrik jasa ekosistem, deskriptor stakeholder, propertis ekosistem, atribut land use dan matrik fungsional pulau kecil. Penilaian yang dilakukan menggunakan skala Likert ( - : negative; 0 : tidak penting; + : positif, Likert, 1932). Informasi disusun berdasarkan hasil wawancara terhadap individu. Jasa ekosistem secara umum merupakan penilaian individu, atau sebuah komunitas atau badan dengan mengidentifikasi preferensi untuk satu, atau sekumpulan jasa ekosistem.
○ nilai positif (+) berarti stakeholder baik secara langsung melakukan (mengambil manfaat) suatu aktivitas, atau orang lain melakukan suatu kegiatan yang bermanfaat bagi para stakeholder, atau stakeholder memiliki penilaian positif terhadap jasa ekosistem.
○ Nol (0), berarti stakeholder tidak melaksanakan kegiatan dan kegiatan tersebut tidak memiliki dampak terhadap jasa ekosistem yang dinilai atau jasa ekositem ini dianggap tidak penting.
○ Nilai negatif (-), berarti suatu aktivitas atau representasi dari kawasan dilihat memiliki efek negatif terhadap jasa ekosistem yang dinilai positif oleh stakeholder yang sama.
Adapun langkah-langkah dalam penilaian kondisi SES pulau-pulau kecil antara lain adalah :
1. Menyusun matrik jasa ekosistem
Merupakan matriks yang berisikan identifikasi dan penilaian stakeholder terhadap jasa ekosistem yang ada pada gugus Pulau Sapeken. Masing-masing stakeholder mengidentifikasi jasa ekosistem sekaligus memberikan penilaian. Bentuk matrik yang digunakan sebagai berikut :
Matrix Jasa Ekosistem (pulau...1) | Jasa Ecosistem | ||||
Jasa..1 | Jasa ..2 | .... | Jasa.....n | ||
Stakeholder | Nelayan | ||||
Petani | |||||
Kepala otorita |
Penilaian
+ | : | memberikan manfaat bagi stakeholder |
0 | : | dianggap tidak penting bagi stakeholder |
- | : | memberikan dampak negatif terhadap jasa ekosistem yang bermanfaat bagi stakeholder |
2. Matrik deskriptor stakeholder
Matrik descriptor menghubungkan karakteristik biofisik dan land use ekosistem
untuk jasa ekosistem yang dipilih oleh stakeholder.
untuk jasa ekosistem yang dipilih oleh stakeholder.
Karakteristik yang dianggap penting oleh stakeholder mungkin saja memiliki kontribusi ekologi sebagai pendukung jasa ekosistem. Hubungan antara deskripsi atau karakteristik tersebut dan jasa ekosistem yang umum bagi semua stakeholder dilakukan dengan memberikan penilaian terhadap keterkaitan jasa pendukung ekosistem berupa penilaian negatif (-), netral (0) atau positif (+) untuk jasa ekosistem yang dipilih. Bentuk matrik yang digunakan sebagai berikut :
Matrix Jasa Ekosistem (pulau...1) | Deskripsi Stakeholder | ||||||||
Desk 1 | .... | Desk 3 | .... | ..... | .... | .... | Desk ..n | ||
Jasa Lingkungan | Jasa...1 | ||||||||
Jasa...2 | |||||||||
Jasa...n |
Penilaian
+ | : | hubungan positif |
0 | : | hubungan netral |
- | : | hubungan negatif |
3. Matrik propertis ekosistem
Matriks properties ekosistem menghubungkan karakteristik (deskripsi) biofisik digunakan oleh stakeholder terhadap properti ekosistem hasil identifikasi oleh ahli ekologi yang memberikan kontribusi untuk jasa ekosistem Skor yang diberikan akan merepresentasikan atau menjelaskan penyebab hubungan antara properti ekosistem dan karakteristik ekosistem. Berikut adalah bentuk matrik yang digunakan :
Matrix Properties Ekosistem (pulau...1) | Propertis Ekosistem | ||||||
Proper 1 | .... | Proper 3 | .... | .... | Proper ..n | ||
Disk Stakeholder | Desk...1 | ||||||
Desk...2 | |||||||
Desk...n |
Penilaian
+ | : | hubungan positif |
0 | : | hubungan netral |
- | : | hubungan negatif |
4. Matrik atribut land use
Matriks yang menjelaskan keterkaitan land use dengan atribut land use. Perbedaan yang terkait dengan atribut land use dan properti ekosistem dibuat atas dasar pemahaman terhadap ekologi dan proses yang mendasari.
Matrix Land use attribute (pulau...1) | Atribut land use | |||
Proper 1 | .... | Proper ..n | ||
Disk Stakeholder | Proper...1 | |||
Proper...2 | ||||
Proper...n |
Penilaian
+ | : | hubungan positif |
0 | : | hubungan netral |
- | : | hubungan negatif |
5. Matrik ciri fungsional Pulau Sapeken
Matriks yang memperlihatkan keterkaitan keterkaitan ciri fungsional pulau terhadap properti ekosistem. Hubungan yang disajikan dalam matriks adalah
arah spesifik terhadap korelasi antara properti ekosistem dengan satu atau beberapa ciri fungsional pulau.
arah spesifik terhadap korelasi antara properti ekosistem dengan satu atau beberapa ciri fungsional pulau.
Matrix Land use attribute (pulau...1) | ciri fungsional Pulau Sapeken | |||
CF 1 | .... | CF.. n | ||
Ecosytem Properties | Proper...1 | |||
Proper...2 | ||||
Proper...n |
Penilaian
+ | : | hubungan positif |
0 | : | hubungan netral |
- | : | hubungan negatif |